Rabu, 06 April 2016

Tugas Psikologi Komunikasi

Assalamualaikum, kali ini saya akan membahas kasus pelecehan seksual dari sudut pandang psikologi komunikasi. Semoga bermanfaat..

CONTOH BERITA :
KPAI: Pelecehan Seksual pada Anak Meningkat 100% 
Pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak di Tanah Air meningkat 100 persen dari tahun-tahun sebelumnya.
Catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan, angka korban pelecehan seksual terhadap anak semakin tinggi setiap tahun.
"Dari 2013 ke 2014 itu naiknya 100 persen, baik itu mereka yang jadi korban atau pun pelaku," ujar Sekretaris KPAI Rita Pranawati kepada Liputan6.com di Kantor KPAI, Jakarta, Jumat (4/3/2016).

Rita menjelaskan, modus pelecehan seksual semakin beragam dan aneh. Hal-hal yang tak terduga dapat terjadi. Selain kemajuan teknologi dan kurangnya pengetahuan orangtua dalam mengasuh dan mendidik anaknya, lingkungan pergaulan juga menjadi penyebabnya.

"Semakin hari, semakin aneh-aneh yang akan kita dengar, di luar dugaan dan nalar kita. Sebab modus pelecehan dan kekerasan seksual pada anak terjadi karena cara asuh yang salah, sehingga peluang pelaku kejahatan semakin lebar," papar dia.

Salah Asuh
Dari hasil penelitian KPAI, 70 persen orangtua belum mampu mengasuh anak mereka pakai metode yang cocok dengan zaman sekarang. Cara asuh yang dipakai para orangtua, hanya menyalin apa yang mereka dapat ketika kecil, tanpa mempelajari perubahan zaman.

"Ini data yang bicara, banyak orangtua di Indonesia yang hanya meng-copy paste apa yang mereka dapat dari ayah dan ibu mereka sebelumnya. Sedangkan zaman dan kemajuan teknologi membutuhkan cara asuh yang baru," tegas Rita.
Faktor lainnya, menurut Rita, kecenderungan orangtua mendidik anak hanya berorientasi pendidikan akademik. Bukan pendidikan mental dan persoalan sosial yang dihadapi anaknya.

"60 Persen orangtua di Indonesia hanya menanyakan persoalan pendidikan akademik, seperti nilai, peringkat di kelas. Hanya 30 persen yang menanyakan persoalan sosial mereka, soal hobi, permasalahan dengan teman, status media sosial, bahkan soal reproduksi," tandas Rita
PENGERTIAN PELECEHAN SEKSUAL
Berita diatas merupakan salah satu berita yang menyangkut tentang pelecehan seksual pada anak, belakangan ini sering sekali kita dengar berita mengenai pelecehan seksual pada anak. Baik yang dilakukan oleh laki-laki terhadap anak perempuan ataupun terhadap anak laki-laki pula (baca sodomi), mulai dari kalangan rakyat biasa hingga artis sekalipun yang sekarang ini sedang menjadi trand topic di berbagai media.
Sebelum terlampau jauh, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu pelecehan seksual. Yang dimaksud dengan pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran hingga menimbulkan reaksi negatif: rasa malu, marah, tersinggung dan sebagainya pada diri orang yang menjadi korban pelecehan.
Pelecehan seksual terjadi ketika pelaku mempunyai kekuasaan yang lebih dari pada korban. Kekuasaan dapat berupa posisi pekerjaan yang lebih tinggi, kekuasaan ekonomi, "kekuasaan" jenis kelamin yang satu terhadap jenis kelamin yang lain, jumlah personal yang lebih banyak, dsb.
Rentang pelecehan seksual ini sangat luas, meliputi: main mata, siulan nakal, komentar yang berkonotasi seks, humor porno, cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu, gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan iming-iming atau ancaman, ajakan melakukan hubungan seksual sampai perkosaan.
Pelecehan juga dapat berupa komentar/perlakuan negatif yang berdasar pada gender, sebab pada dasarnya pelecehan seksual merupakan pelecehan gender, yaitu pelecehan yang didasarkan atas gender seseorang, dalam hal ini karena seseorang tersebut adalah perempuan.  Seperti: " Tugas perempuan kan di belakang....", "Tidak jadi dinikahi, karena sudah tidak perawan lagi....".
Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, seperti di bus, pabrik, supermarket, bioskop, kantor, hotel, trotoar, dsb baik siang maupun malam.
Pelecehan seksual di tempat kerja seringkali disertai dengan janji imbalan pekerjaan atau kenaikan jabatan. Bahkan bisa disertai ancaman, baik secara terang-terangan ataupun tidak. Contoh kalau janji atau ajakan tidak diterima bisa kehilangan pekerjaan, atau sebagainya. Pelecehan seksual bisa juga terjadi tanpa ada janji atau ancaman, namun dapat membuat tempat kerja menjadi tidak tenang, ada permusuhan, penuh tekanan, dsb.
Hampir semua korban atau yang lebih banyak mendapatkan pelecehan seksual adalah perempuan tidak memandang status sosial ekonomi, usia, ras, pendidikan, penampilan fisik, agama, dsb.
Korban pelecehan akan merasa malu, trauma, marah, terhina, tersinggung, benci kepada pelaku,atau bahkan kerusakan pada organ fisik.
Dari penjelasan di atas, dapat kita ambil beberapa kesimpulan dan faktor-faktor yang mendorong  seseorang untuk melakukan tindak asusila melalui sudut pandang psikologi komunikasi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA.
 Dalam perilaku manusia, ada dua faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor personal dan situasional atau biasa disebut dengan istilah faktor individu dengan faktor lingkungan.
FAKTOR BIOLOGIS DAN FAKTOR SOSIOPSIKOLOGIS (faktor Personal)
Faktor biologis menekankan pada pengaruh struktur biologis terhadap perilaku manusia. Pengaruh biologis ini dapat berupa instink atau motif biologis. Perilaku yang dipengaruhi instink disebut juga species characteristic behavior misalnya agresivitas, merawat anak dan lain-lain. Sedangkan yang bisa dikelompokkan dalam motif biologis adalah kebutuhan makan, minum dan lain-lainnya.
Faktor personal lainnya adalah faktor sosiopsikologis. Menurut pendekatan ini proses sosial seseorang akan membentuk beberapa karakter yang akhirnya mempengaruhi perilakunya. Karakter ini terdiri dari tiga komponen yaitu komponen afektif, kognitif dan komponen konatif. Adapun penjelasan atas ketiga komponen tersebut adalah :
1. Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. Dalam komponen ini tercakup motif sosiogenesis, sikap dan emosi.
2. Komponen kognitif berkaitan dengan aspek intelektual yaitu apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif terdiri dari faktor sosiopsikologis adalah kepercayaan, yaitu suatu keyakinan benar atau salah terhadap sesuatu atas dasar pengalaman intuisi atau sugesti otoritas.
3. Komponen konatif berkaitan dengan aspek kebiasaan dan kemauan bertindak. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang relatif.
FAKTOR-FAKTOR SITUASIONAL
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional ini berupa :
• faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim.
• faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang.
• faktor temporal, misal keadaan emosi.
• suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara.
• teknologi.
• faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu.
• lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.
• stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.
PENYEBAB ORANG MELAKUKAN PELECEHAN SEKSUAL
Alasan seseorang melakukan pelecehan seksual bervariasi. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebabnya dan biasanya saling berkaitan. Umumnya pelaku mengincar perempuan yang lemah, pasif atau kurang asertif (tegas). Ada 7 alasan kenapa orang melakukan pelecehan seksual :
1. Lingkungan sosialnya.
Kondisi di mana seorang laki-laki dan perempuan dibesarkan akan mempengaruhi bagaimana perilakunya nanti. Berbagai sudut pandang bisa menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang untuk melakukan pelecehan seksual.
2. Suasana sekitar yang mendukung.
Biasanya pelecehan seksual lebih banyak terjadi di fasilitas umum terutama pada angkutan umum yang penuh, sehingga seseorang suka mencari-cari kesempatan.
3. Memiliki kekuasaan yang lebih tinggi.
Beberapa orang terkadang menyalahgunakan kekuasaannya untuk melakukan pelecehan, umumnya pelaku berpikir korban adalah orang yang lemah atau takut kehilangan pekerjaannya.
4. Stres terhadap perkawinannya.
Mengalami stres terhadap kehidupan pernikahannya akan membuat seseorang berada dalam tekanan emosional sehingga rentan melakukan pelecehan seksual.
5. Mengalami penurunan moral.
Saat kondisi seseorang mengalami kelemahan moral, seringkali menganggap seks pranikah atau ‘‘one night stand’’ adalah sesuatu yang wajar sehingga menganggap hal tersebut bukanlah pelecehan seksual.
6. Memiliki perilaku seks yang menyimpang.
Biasanya orang ini memiliki kelainan seperti suka memperlihatkan alat vitalnya, suka membahas masalah-masalah pornoaksi atau memiliki perilaku suka mengintip.
7. Kurangnya peraturan hukum yang ada
Beberapa orang melakukan pelecehan seksual karena memang belum ada peraturan hukum yang bisa membuat seseorang merasa jera.
Dari semua alasan tersebut, alasan lain yang tidak kalah mengambil andil adalah mudahnya untuk mengakses atau bahkan mendownload video yang berbau seks di internet.
Dampak yang bisa ditimbulkan akibat pelecehan seksual adalah menimbulkan stres atau depresi serta merasa dikucilkan. Dalam pelecehan seksual efek yang ditimbulkan meliputi fisik dan juga masalah psikologis.
Sebuah fakta terungkap dalam data kasus pelecehan seksual yang ditangani KPAI. Data yang tercatat pada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 2015 menunjukkan, dari 1.726 kasus pelecehan seksual yang terjadi, sekitar 58 persennya dialami anak-anak. Ada peningkatan yang signifikan dalam kasus anak sebagai korban dan pelaku pelecehan seksual dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, dari 3.339 kasus kejahatan terhadap anak, kasus pelecehan seksual mencapai 52 persennya. Kepala Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi, Komisaris Budi Sartono, mengatakan, faktor pendorong keterlibatan anak sebagai pelaku karena pengaruh tontonan film-film porno yang mudah diakses di mana saja. Salah satu contohnya, bebasnya anak usia muda masuk dan mengakses situs porno.
KIAT-KIAT MENCEGAH PELECEHAN SEKSUAL :
1. Pelajari persoalan pelecehan seksual
2. Mampu bertindak asertif (tegas) dan berani mengatakan tidak (menolak)
3. Menyebarkan informasi tentang pelecehan seksual
4. Mau bertindak sebagai saksi
5. Membantu korban
6. Membentuk kelompok solidaritas
7. Mengkampanyekan jaminan keamanan, khususnya bagi perempuan
8. Mengkampanyekan penegakan hukum bagi hak-hak perempuan.
JIka anda menjadi korban pelecehan seksual,Pikirkanlah langkah-langkah yang bisa anda ambil. Selalu tanamkan dalam diri anda bahwa pelecehan yang terjadi sama sekali bukan kesalahan anda. Langkah-langkah yang bisa anda lakukan adalah: 
1. Membuat catatan tentang kejadian pelecehan seksual yang anda alami. Catat dengan teliti identitas pelaku, tempat kejadian, waktu, saksi dan yang dilakukan oleh pelaku serta ucapan-ucapan pelaku.
2. Bicara pada orang lain tentang pelecehan seksual yang anda alami. Ceritakan kepada teman, atasan, guru atau siapa saja yang anda percayai dan mau mengerti perasaan anda.
3. Memberi pelajaran kepada pelaku. Apabila anda sanggup melakukannya katakan kepada pelaku bahwa tindakannya tidak dapat anda terima. Anda dapat melakukannya dengan ucapan verbal dengan kata-kata, melalui telepon atau surat. Ajak seorang teman untuk menjadi saksi.
4. Melaporkan pelecehan seksual tersebut, karena pelecehan seksual melanggar hukum. Maka, sangat tepat jika pelecehan seksual yang anda alami segera anda laporkan ke polisi.

Daftar Pustaka
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
http://tugaspsikomprbsi2008.blogspot.co.id/2010/10/tugas-psikologi-komunikasi-contoh-kasus_1806.html
http://www.liputan6.com/tag/pelecehan-seksual-anak
http://news.okezone.com/read/2016/01/22/337/1294743/kpai-catat-pelecehan-seksual-dialami-anak-capai-58

Tidak ada komentar:

Posting Komentar