Assalamualaikum, kali ini saya akan membahas kasus pelecehan seksual dari sudut pandang psikologi komunikasi. Semoga bermanfaat..
CONTOH BERITA :
CONTOH BERITA :
KPAI: Pelecehan Seksual
pada Anak Meningkat 100%
Pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak di Tanah Air meningkat 100 persen dari
tahun-tahun sebelumnya.
Catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
menyebutkan, angka korban pelecehan seksual terhadap anak semakin
tinggi setiap tahun.
"Dari 2013 ke 2014 itu naiknya 100 persen,
baik itu mereka yang jadi korban atau pun pelaku," ujar Sekretaris KPAI
Rita Pranawati kepada Liputan6.com di Kantor KPAI, Jakarta,
Jumat (4/3/2016).
Rita menjelaskan, modus pelecehan seksual semakin beragam dan aneh. Hal-hal yang tak terduga dapat terjadi. Selain kemajuan teknologi dan kurangnya pengetahuan orangtua dalam mengasuh dan mendidik anaknya, lingkungan pergaulan juga menjadi penyebabnya.
"Semakin hari, semakin aneh-aneh yang akan kita dengar, di luar dugaan dan nalar kita. Sebab modus pelecehan dan kekerasan seksual pada anak terjadi karena cara asuh yang salah, sehingga peluang pelaku kejahatan semakin lebar," papar dia.
Rita menjelaskan, modus pelecehan seksual semakin beragam dan aneh. Hal-hal yang tak terduga dapat terjadi. Selain kemajuan teknologi dan kurangnya pengetahuan orangtua dalam mengasuh dan mendidik anaknya, lingkungan pergaulan juga menjadi penyebabnya.
"Semakin hari, semakin aneh-aneh yang akan kita dengar, di luar dugaan dan nalar kita. Sebab modus pelecehan dan kekerasan seksual pada anak terjadi karena cara asuh yang salah, sehingga peluang pelaku kejahatan semakin lebar," papar dia.
Salah Asuh
Dari hasil penelitian KPAI, 70 persen orangtua
belum mampu mengasuh anak mereka pakai metode yang cocok dengan zaman sekarang.
Cara asuh yang dipakai para orangtua, hanya menyalin apa yang mereka dapat
ketika kecil, tanpa mempelajari perubahan zaman.
"Ini data yang bicara, banyak orangtua di Indonesia yang hanya meng-copy paste apa yang mereka dapat dari ayah dan ibu mereka sebelumnya. Sedangkan zaman dan kemajuan teknologi membutuhkan cara asuh yang baru," tegas Rita.
"Ini data yang bicara, banyak orangtua di Indonesia yang hanya meng-copy paste apa yang mereka dapat dari ayah dan ibu mereka sebelumnya. Sedangkan zaman dan kemajuan teknologi membutuhkan cara asuh yang baru," tegas Rita.
Faktor lainnya, menurut Rita, kecenderungan
orangtua mendidik anak hanya berorientasi pendidikan akademik. Bukan
pendidikan mental dan persoalan sosial yang dihadapi anaknya.
"60 Persen orangtua di Indonesia hanya menanyakan persoalan pendidikan akademik, seperti nilai, peringkat di kelas. Hanya 30 persen yang menanyakan persoalan sosial mereka, soal hobi, permasalahan dengan teman, status media sosial, bahkan soal reproduksi," tandas Rita
"60 Persen orangtua di Indonesia hanya menanyakan persoalan pendidikan akademik, seperti nilai, peringkat di kelas. Hanya 30 persen yang menanyakan persoalan sosial mereka, soal hobi, permasalahan dengan teman, status media sosial, bahkan soal reproduksi," tandas Rita
PENGERTIAN
PELECEHAN SEKSUAL
Berita diatas merupakan salah satu
berita yang menyangkut tentang pelecehan seksual pada anak, belakangan ini
sering sekali kita dengar berita mengenai pelecehan seksual pada anak. Baik
yang dilakukan oleh laki-laki terhadap anak perempuan ataupun terhadap anak
laki-laki pula (baca sodomi), mulai dari kalangan rakyat biasa hingga artis
sekalipun yang sekarang ini sedang menjadi trand topic di berbagai media.
Sebelum terlampau jauh, ada baiknya
kita memahami terlebih dahulu apa itu pelecehan seksual. Yang dimaksud dengan
pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi
seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang
menjadi sasaran hingga menimbulkan reaksi negatif: rasa malu, marah,
tersinggung dan sebagainya pada diri orang yang menjadi korban pelecehan.
Pelecehan seksual terjadi ketika pelaku
mempunyai kekuasaan yang lebih dari pada korban. Kekuasaan dapat berupa posisi
pekerjaan yang lebih tinggi, kekuasaan ekonomi, "kekuasaan" jenis
kelamin yang satu terhadap jenis kelamin yang lain, jumlah personal yang lebih
banyak, dsb.
Rentang pelecehan seksual ini sangat
luas, meliputi: main mata, siulan nakal, komentar yang berkonotasi seks, humor
porno, cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu,
gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan
iming-iming atau ancaman, ajakan melakukan hubungan seksual sampai perkosaan.
Pelecehan juga dapat berupa
komentar/perlakuan negatif yang berdasar pada gender, sebab pada dasarnya
pelecehan seksual merupakan pelecehan gender, yaitu pelecehan yang didasarkan
atas gender seseorang, dalam hal ini karena seseorang tersebut adalah
perempuan. Seperti: " Tugas perempuan kan di
belakang....", "Tidak jadi dinikahi, karena sudah tidak
perawan lagi....".
Pelecehan seksual bisa terjadi di mana
saja dan kapan saja, seperti di bus, pabrik, supermarket, bioskop, kantor,
hotel, trotoar, dsb baik siang maupun malam.
Pelecehan seksual di tempat kerja
seringkali disertai dengan janji imbalan pekerjaan atau kenaikan
jabatan. Bahkan bisa disertai ancaman, baik secara terang-terangan ataupun
tidak. Contoh kalau janji atau ajakan tidak diterima bisa kehilangan pekerjaan,
atau sebagainya. Pelecehan seksual bisa juga terjadi tanpa ada janji atau
ancaman, namun dapat membuat tempat kerja menjadi tidak tenang, ada permusuhan,
penuh tekanan, dsb.
Hampir semua korban atau yang lebih
banyak mendapatkan pelecehan seksual adalah perempuan tidak memandang status
sosial ekonomi, usia, ras, pendidikan, penampilan fisik, agama, dsb.
Korban pelecehan akan merasa malu,
trauma, marah, terhina, tersinggung, benci kepada pelaku,atau bahkan kerusakan
pada organ fisik.
Dari penjelasan di atas, dapat kita
ambil beberapa kesimpulan dan faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan tindak asusila
melalui sudut pandang psikologi komunikasi.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA.
Dalam perilaku manusia, ada dua
faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor personal dan situasional atau biasa
disebut dengan istilah faktor individu dengan faktor lingkungan.
FAKTOR BIOLOGIS DAN FAKTOR SOSIOPSIKOLOGIS (faktor Personal)
FAKTOR BIOLOGIS DAN FAKTOR SOSIOPSIKOLOGIS (faktor Personal)
Faktor biologis menekankan pada
pengaruh struktur biologis terhadap perilaku manusia. Pengaruh biologis ini
dapat berupa instink atau motif biologis. Perilaku yang dipengaruhi instink
disebut juga species characteristic behavior misalnya agresivitas, merawat anak
dan lain-lain. Sedangkan yang bisa dikelompokkan dalam motif biologis adalah
kebutuhan makan, minum dan lain-lainnya.
Faktor personal lainnya adalah faktor
sosiopsikologis. Menurut pendekatan ini proses sosial seseorang akan membentuk
beberapa karakter yang akhirnya mempengaruhi perilakunya. Karakter ini terdiri
dari tiga komponen yaitu komponen afektif, kognitif dan komponen konatif.
Adapun penjelasan atas ketiga komponen tersebut adalah :
1. Komponen afektif merupakan aspek
emosional dari faktor sosiopsikologis. Dalam komponen ini tercakup motif
sosiogenesis, sikap dan emosi.
2. Komponen kognitif berkaitan dengan
aspek intelektual yaitu apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif terdiri
dari faktor sosiopsikologis adalah kepercayaan, yaitu suatu keyakinan benar
atau salah terhadap sesuatu atas dasar pengalaman intuisi atau sugesti
otoritas.
3. Komponen konatif berkaitan dengan aspek kebiasaan dan kemauan bertindak. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang relatif.
3. Komponen konatif berkaitan dengan aspek kebiasaan dan kemauan bertindak. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang relatif.
FAKTOR-FAKTOR
SITUASIONAL
Salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku
manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional ini
berupa :
• faktor ekologis, misal kondisi alam
atau iklim.
• faktor rancangan dan arsitektural,
misal penataan ruang.
• faktor temporal, misal keadaan emosi.
• suasana perilaku, misal cara berpakaian
dan cara berbicara.
• teknologi.
• faktor sosial, mencakup sistem peran,
struktur sosial dan karakteristik sosial individu.
• lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.
• lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.
• stimuli yang mendorong dan
memperteguh perilaku.
PENYEBAB ORANG
MELAKUKAN PELECEHAN SEKSUAL
Alasan seseorang melakukan pelecehan
seksual bervariasi. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebabnya dan biasanya
saling berkaitan. Umumnya pelaku mengincar perempuan yang lemah, pasif atau
kurang asertif (tegas). Ada 7 alasan kenapa orang melakukan pelecehan seksual
:
1. Lingkungan sosialnya.
1. Lingkungan sosialnya.
Kondisi di mana seorang laki-laki dan
perempuan dibesarkan akan mempengaruhi bagaimana perilakunya nanti. Berbagai
sudut pandang bisa menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang untuk
melakukan pelecehan seksual.
2. Suasana sekitar yang mendukung.
Biasanya pelecehan seksual lebih banyak
terjadi di fasilitas umum terutama pada angkutan umum yang penuh, sehingga
seseorang suka mencari-cari kesempatan.
3. Memiliki kekuasaan yang lebih
tinggi.
Beberapa orang terkadang
menyalahgunakan kekuasaannya untuk melakukan pelecehan, umumnya pelaku berpikir
korban adalah orang yang lemah atau takut kehilangan pekerjaannya.
4. Stres terhadap perkawinannya.
4. Stres terhadap perkawinannya.
Mengalami stres terhadap kehidupan
pernikahannya akan membuat seseorang berada dalam tekanan emosional sehingga
rentan melakukan pelecehan seksual.
5. Mengalami penurunan moral.
Saat kondisi seseorang mengalami
kelemahan moral, seringkali menganggap seks pranikah atau ‘‘one night stand’’
adalah sesuatu yang wajar sehingga menganggap hal tersebut bukanlah pelecehan
seksual.
6. Memiliki perilaku seks yang
menyimpang.
Biasanya orang ini memiliki kelainan
seperti suka memperlihatkan alat vitalnya, suka membahas masalah-masalah
pornoaksi atau memiliki perilaku suka mengintip.
7. Kurangnya peraturan hukum yang ada
Beberapa orang melakukan pelecehan
seksual karena memang belum ada peraturan hukum yang bisa membuat seseorang
merasa jera.
Dari semua alasan tersebut, alasan lain yang tidak kalah mengambil andil adalah mudahnya untuk mengakses atau bahkan mendownload video yang berbau seks di internet.
Dari semua alasan tersebut, alasan lain yang tidak kalah mengambil andil adalah mudahnya untuk mengakses atau bahkan mendownload video yang berbau seks di internet.
Dampak yang bisa ditimbulkan akibat
pelecehan seksual adalah menimbulkan stres atau depresi serta merasa
dikucilkan. Dalam pelecehan seksual efek yang ditimbulkan meliputi fisik dan
juga masalah psikologis.
Sebuah fakta terungkap dalam data kasus
pelecehan seksual yang ditangani KPAI. Data yang tercatat pada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 2015 menunjukkan, dari 1.726 kasus pelecehan seksual yang terjadi, sekitar 58 persennya dialami anak-anak. Ada peningkatan yang signifikan dalam kasus anak sebagai
korban dan pelaku pelecehan seksual dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, dari 3.339 kasus kejahatan terhadap anak, kasus pelecehan seksual mencapai 52 persennya. Kepala Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi, Komisaris
Budi Sartono, mengatakan, faktor pendorong keterlibatan anak sebagai pelaku
karena pengaruh tontonan film-film porno yang mudah diakses di mana saja. Salah
satu contohnya, bebasnya anak usia muda masuk dan mengakses situs porno.
KIAT-KIAT MENCEGAH PELECEHAN SEKSUAL :
1. Pelajari persoalan pelecehan seksual
2. Mampu bertindak asertif (tegas) dan berani
mengatakan tidak (menolak)
3. Menyebarkan informasi tentang
pelecehan seksual
4. Mau bertindak sebagai saksi
5. Membantu korban
6. Membentuk kelompok solidaritas
7. Mengkampanyekan jaminan keamanan,
khususnya bagi perempuan
8. Mengkampanyekan penegakan hukum bagi
hak-hak perempuan.
JIka anda menjadi korban pelecehan
seksual,Pikirkanlah langkah-langkah yang bisa anda ambil. Selalu tanamkan dalam
diri anda bahwa pelecehan yang terjadi sama sekali bukan kesalahan anda. Langkah-langkah
yang bisa anda lakukan adalah:
1. Membuat catatan tentang kejadian
pelecehan seksual yang anda alami. Catat dengan teliti identitas pelaku, tempat
kejadian, waktu, saksi dan yang dilakukan oleh pelaku serta ucapan-ucapan
pelaku.
2. Bicara pada orang lain tentang
pelecehan seksual yang anda alami. Ceritakan kepada teman, atasan, guru atau
siapa saja yang anda percayai dan mau mengerti perasaan anda.
3. Memberi pelajaran kepada pelaku.
Apabila anda sanggup melakukannya katakan kepada pelaku bahwa tindakannya tidak
dapat anda terima. Anda dapat melakukannya dengan ucapan verbal dengan
kata-kata, melalui telepon atau surat. Ajak seorang teman untuk menjadi saksi.
4. Melaporkan pelecehan seksual
tersebut, karena pelecehan seksual melanggar hukum. Maka, sangat tepat jika
pelecehan seksual yang anda alami segera anda laporkan ke polisi.
Daftar Pustaka
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakaryahttp://tugaspsikomprbsi2008.blogspot.co.id/2010/10/tugas-psikologi-komunikasi-contoh-kasus_1806.html
http://www.liputan6.com/tag/pelecehan-seksual-anak
http://news.okezone.com/read/2016/01/22/337/1294743/kpai-catat-pelecehan-seksual-dialami-anak-capai-58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar